Empat orang penggali kubur, Ibrahim, Rama, Ramlin, dan Rasidin secara tidak sengaja menemukan benda benda perhiasan berupa emas, Rabu (15/9/2021) pukul 10.00 Wita. Saat itu, warga Kelurahan Jatibaru Timur, Kecamatan Asakota, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu tengah menggali kubur untuk pemakaman salah seorang warga yang meninggal dunia. Setelah menggali sekitar dua meter, Ibrahim melanjutkan menggali bagian pinggir, sebagai tempat membaringkan jenazah.
Tiba tiba Ibrahim dikagetkan karena cangkulnya mengenai benda keras. Awalnya dia mengira benda itu kerikil. Setelah terus menggali, ditemukan gumpalan benda warna keemasan.
Hal itu membuatnya kaget dan semakin penasaran. Awalnya menemukan benda berbentuk cincin, kemudian berbentuk gelang. Warga pun mengeluarkan benda benda itu dan dibawa ke permukaan.
Ibrahim dan rekan rekannya ingin terus menggali. Tapi niat itu dibatalkan. Keluarga sepakat tidak melanjutkan karena tujuan mereka menggali hanya untuk pemakaman. Perhiasan yang ditemukan berupa cincin dengan permata zamrud, gelang dengan lapisan kulit emas, tempat tusuk konde.
Diduga perhiasan perhiasan tersebut merupakan peninggalan zaman kerajaan di Bima, sebab bentuk cincin tersebut tidak lumrah. Benda benda itu lebih mirip artefak kerajaan. Bagian atas cincin berbentuk kerucut, mirip mahkota.
Demikian juga sepasang gelang yang ditemukan, identik dengan gelang gelang zaman kerajaan. Dari ciri ciri tersebut, warga meyakini benda benda tersebut merupakan peninggalan zaman kerajaan yang tertimbun lama. Penemuan benda benda aneh tersebut kemudian menyedot perhatian warga Kota Bima.
Mereka berdatangan ke lokasi penggalian makam. Beberapa warga memposting foto foto temuan tersebut di akun media sosialnya. Seperti pemilik akun facebook Aba Jef.
Dalam postingan dua hari lalu itu, pemilik akun memberikan keterangan panjang tentang sejarah lokasi tersebut. ”…konon perkampungan ini menjadi tempat tinggal beberapa penguasa NCUHI BANGGAPUPA…” salah satu kutipan dari keterangan yang diposting Aba Jef. Postingan tersebut mendapat 91 komentar dan 96 kali dibagikan warganet.
Warga berspekulasi, tempat itu sebelumnya menjadi tempat tinggal Ncuhi Banggapupa. Sebutan bagi penguasa wilayah di zaman kerajaan Bima. Sehingga benda benda itu diduga bagian dari artefak yang tersisa dari Ncuhi Banggapupa. Saat menggali, secara tidak sengaja penggali kubur menemukan dua tengkorak manusia.
"Di dekat tengkorak itu mereka menemukan dua cincin, satu cincin emas, satu cincin perak kayak model (lampu) Aladin, dua gelang emas, dan satu kayak tempat tusuk konde," kata Munawar, menjelaskan via telepon, Sabtu (18/9/2021). Benda benda tersebut kemudian dikumpulkan dan disimpan sementara di rumah warga. Menurut pengakuan hampir semua warga di sana, penemuan benda benda arkeolog bukan pertama kali.
Penemuan serupa sudah berlangsung puluhan tahun. Karena sejak zaman kerajaan, warga di daerah tersebut banyak membuat batu bata. Sehingga penggalian tanah dilakukan sejak puluhan tahun silam.
Warga kerap menemukan benda benda yang diduga peninggalan zaman kerajaan. Saat datang ke rumah warga yang menemukan benda tersebut, Munawar meminta mereka tidak menjualnya ke kolektor luar. "Sekiranya ada niat untuk menjual ke luar kami minta warga mengkonfirmasi ke kami," katanya.
Bila hendak dijual, sebaiknya barang diperiksa dahulu di pegadaian untuk mengetahui karat emasnya. "Sebab ada isu kolektor luar siap membeli dengan harga ratusan juta, itu tidak benar," katanya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bima juga sudah memberikan pencerahan ke warga.
Jika benda itu diberikan kepada pemerintah, mereka akan memberikan sertifikat kepada penemunya. "Dan anak cucu mereka bisa melihat dan menikmati peninggalan sejarah yang terkubur itu," katanya. Menindaklanjuti temuan warga tersebut, rencananya Minggu (19/9/2021) besok Wali Kota Bima akan turun langsug menemui warga.
"Karena di situ juga ada beberapa benda arkeologi, termasuk juga gundukan gunung yang diperkirakan ada sesuatu di dalamnya," katanya. Kuat dugaan di dalam galian kubur tersebut masih terdapat benda benda lainnya. Tapi karena keluarga tidak mau melanjutkan penggalian, maka penggalian distop.
Keluarga hanya ingin fokus ke pemakaman keluarga yang meninggal dunia. Pihaknya yakin masih ada benda benda lain di dalam tanah tersebut. "Semua penggali kubur itu menyatakan ada bunyi sesuatu ketika mereka menggali," katanya.
Dinas Dikbud Kota Bima juga sudah bersurat ke Balai Arkeologi Bali untuk datang memeriksa benda tersebut. Supaya bisa diketahui, apakah benda benda tersebut merupakan benda peninggalan zaman kerajaan atau bukan. Pemerintah daerah sejauh ini belum bisa memberikan penjelasan detail terkait benda tersebut.
Mereka harus menunggu hasil riset dan kajian dari tim Balai Arkeologi.